Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang beberapa tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi di berbagai negara. Pertandingan sepak bola merupakan acara yang banyak dinantikan oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Banyak dari mereka berbondong-bondong untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung dari stadion. Namun, terkadang bentrokan antar supporter terjadi, bahkan kerusuhanpun sampai tidak terbendung.
Berikut adalah beberapa tragedy terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi di berbagai negara di dunia. mari kita simak!
Beberapa Tragedi Terburuk Penyelenggaraan Sepak Bola
Di balik keseruan dan kegembiraan saat pertandingan sepak bola, ada kisah-kisah tragis yang terkadang terjadi saat penyelenggaraan pertandingan.
Berikut adalah beberapa tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi di beberapa negara dunia.
- Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Indonesia, saat pertandingan sepak bola antara klub Persebaya Surabaya dan Arema Malang. Pertandingan tersebut merupakan laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023.
Saat pertandingan berlangsung, Persebaya Surabaya mengungguli tuan rumah Arema Malang 3 – 2. Kurang lebih 3 ribu supporter Arema Malang memasuki lapangan. Petugas keplisian mencoba menghentikan kerusuhan tersebut, namun yang terjadi justru massa bentrok dengan apparat keamanan.
Polisi anti huru hara kemudian menembakkan gas air mata ke arah tribun di mana tidak terdapat gesekan. Hal tersebut memicu kepanikan dari parapenonton dan menimbulkan penumpukkan kerumunan. Penghimpitan kerumunan yang terjadi di pintu keluar menyebabkan banyak penonton yang mengalami asfiksia atau kurangnya pasokan oksigen.
Hingga 24 Oktober 2022, tercatat sebanyak 135 orang meninggal dunia, dan 583 orang cedera. Tragedi Kanjuruhan merupakan kedua terparah tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi sepanjang sejarah sepak bola di seluruh dunia.
- Tragedi Port Said
Tragedi Port Said merupakan salah satu tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi. Tragedi ini terjadi pada tanggal 1 Februari 2012 di Stadion Port Said, Mesir, saat pertandingan antara klub Al-Masry dan Al-Ahly. Setelah pertandingan berakhir, kerusuhan pecah antara penggemar kedua klub di dalam dan di sekitar stadion.
Tragedi ini menewaskan 74 orang dan melukai lebih dari 500 orang, menjadikannya salah satu tragedi sepak bola terburuk dalam sejarah. Ada kecurigaan bahwa beberapa pihak yang terkait dengan keamanan dan politik terlibat dalam insiden tersebut.
- Tragedi Estadio Mateo Flores
Tragedi Estadio Mateo Flores merupakan salah satu tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang terjadi pada tanggal 16 Oktober 1996 di Guatemala City, Guatemala, saat pertandingan sepak bola antara Guatemala dan Costa Rica selama kualifikasi Piala Dunia 1998.
Saat pertandingan berlangsung, banyak penggemar yang masuk ke dalam stadion, melebihi kapasitas maksimum yang telah ditetapkan. Kemudian, terjadi kerusuhan dan memicu kepanikan yang lebih besar, yang berujung pada banyaknya penggemar yang meninggal dunia akibat terinjak-injak dan kehabisan oksigen di tengah kerumunan.
Tragedi ini menewaskan 84 orang dan melukai lebih dari 150 orang, menjadikannya salah satu tragedi sepak bola terburuk di Amerika Tengah. Setelah tragedi ini, pemerintah Guatemala melarang penggunaan stadion Estadio Mateo Flores dan menutupnya selama beberapa tahun.
- tragedi Estadio Nacional
Tragedi Estadio Nacional terjadi pada tanggal 20 Mei 1964 di Lima, Peru, saat pertandingan sepak bola antara tim nasional Peru dan Argentina pada kualifikasi untuk Olimpiade Tokyo 1964. Merupakan tragedi terburuk penyelenggaraan sepak bola yang pernah terjadi sepanjang sejarah persepak bolaan dunia.
Suasana di stadion memburuk ketika suporter Peru merasa bahwa wasit melakukan kecurangan yang merugikan tim nasional mereka. Kemudian semakin memanas setelah gol yang dinyatakan sah oleh wasit untuk Argentina.
Para penggemar mulai melemparkan botol, batu, dan benda-benda lain ke lapangan. Mereka memasuki lapangan dan menyerang para pemain Argentina dan wasit, menyebabkan terjadinya kerusuhan besar-besaran. Beberapa suporter juga menembakkan senjata api ke arah lapangan.
Tragedi ini menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai lebih dari 500 orang, menjadikannya salah satu tragedi sepak bola terburuk dalam sejarah dunia. Setelah tragedi ini, pemerintah Peru menutup sementara Stadion Estadio Nacional dan melarang pertandingan sepak bola selama beberapa waktu.